Dalam bukunya The Wealth of Nations, Adam Smith kurang lebih menyebutkan: “…..kita tidak hidup dari belas kasih penjual roti……….melainkan karena kecintaaan penjual roti tersebut kepada dirinya sendiri…..”. Maksud pernyataan tersebut adalah penjual roti memproduksi roti-roti yang mereka jual bukanlah karena kasih sayangnya kepada kita melainkan karena kecintaan penjual roti tersebut kepada dirinya sendiri agar dia bisa memenuhi kebutuhan dirinya yang lain dari imbalan atas roti yang dijual kepada kita. Tapi kalau diteliti lebih dalam lagi, dengan kecintaan pada dirinya sendiri sekaligus mendorong penjual roti tersebut untuk memberikan perhatian kepada para pembeli rotinya, yaitu dengan memproduksi roti-roti yang bermanfaat serta memuaskan para pembelinya agar roti buatannya selalu dibeli.
Selain itu sebelum menulis The Wealth of Nations, Adam Smith telah menulis buku The Theory of Moral Sentiments yang menenkankan bahwa “simpati” adalah kekuatan penggerak di balik masyarakat yang makmur dan dermawan. Itu tidak terlepas dari predikat Adam Smith yang selain pemikir ekonomi juga seorang Profesor Filsafat Moral.
Filsuf Skotlandia ini percaya bahwa manusia akan dimotivasi oleh kepentingan diri maupun kedermawanan. Maka dari itu sebuah kesalahan jika memisahkan kapitalisme Adam Smith dengan moral yang baik.
Mungkin hal itulah yang luput dari perhatian Adam Smith, yang beranggapan semua manusia bermoral mulia sehingga beliau mengemukakan teori yang akan berdampak sangat buruk bagi orang banyak jika dipakai oleh orang-orang yang tidak bermoral.
by: Mahmal Rizka