Isue penurunan suku bunga The Fed kian santer pada beberapa saat ini. Terutama setelah diadakan rapat kebijakan selama 2 hari dimulai semenjak kemarin guna pengambilan tindakan baru dalam merespon kelesuan perekonomian Amerika Serikat serta memutuskan beberapa langkah yang akan diambil dalam menetapkan suku bunga. Sebagai perkiraan, suku bunga akan turun menjadi 2% dan jumlah ini tidak terlalu besar dibandingkan tindakan sebelumnya. Hal ini akan semakin memperjauh nominal spread antara FFR dan BI rate.
Sebuah histori bahwa The Fed telah menurunkan suku bunga semenjak September 2007 yang dimaksudkan untuk menggairahkan perekonomian Amerika yang lesu pada saat itu. Level pemotongan bunga pada kali ini merupakan tingkat yang paling rendah dalam kondisi Amerika Serikat yang sangat sulit karena kinerja perekonomian semakin memburuk serta sebagai upaya mengendalikan laju inflasi.
Sebagai dampak dari penurunan suku bunga menuju 2%, Suku bunga pinjaman utama yang diberikan kepada konsumen serta para perilaku bisnis akan menurun menuju level 5%. Suku bunga ini akan berlaku bagi kartu kredit tertentu, kredit ekuitas perumahan, dan pinjaman lainnya. Tingkat suku bunga yang akan diberlakukan ini merupakan posisi yang terendah yang dialami The Fed.
Sementara, Tingkat kepercayaan konsumen berdasarkan indeks kepercayaan The Conference Board kemungkinan akan jatuh ke level 61 yang merupakan posisi terendah sejak Oktober 1993. Indeks kepercayaan konsumen pada Maret masih 65,4 berdasarkan rata-rata survei Bloomberg kepada 67 ekonom. Tingkat kepercayaan konsumen Amerika Serikat yang terendah dalam 14 tahun terakhir itu dipicu kekhawatiran masalah pekerjaan, harga makanan yang tinggi, dan nilai perumahan yang jatuh akibat subprime mortgage.
Opini para ekonom bahwa Amerika Serikat terjebak resesi telah mencapai 70% dari posisi pada bulan Maret yang sebesar 50%. Kenaikan persentase ini sangatlah besar dan semakin menegaskan bahwa telah terjadi resesi di Amerika Serikat. Tentunya hal ini akan berdampak pada perekonomian dunia yang akan terimbas resesi yang terjadi di Amerika Serikat. Seperti halnya Singapura yang merasakan imbas dari resesi yang sedang di alami oleh Amerika Serikat. Namun, beberapa negara seperti Jepang telah menyatakan bahwa mereka tidak terpengaruh oleh kondisi perekonomian yang tengah dihadapi di Amerika Serikat.
Bagaimana dengan Indonesia? Beberapa hari lalu pasar modal Indonesia terkena goncangan yang diakibatkan oleh melemahnya indeks regional akibat pelemahan kondisi perekonomian Amerika Serikat. Semoga penurunan suku bunga ini membawa angin sejuk bagi iklim investasi di Amerika Serikat pada khususnya dan dunia pada umumnya.
sumber : vibiznews.com